MEMASYARAKATKAN SAINS SEBAGAI ILMUWAN MUSLIM
MEMASYARAKATKAN SAINS
SEBAGAI ILMUWAN MUSLIM
by fifah
Dewasa
ini, ilmuwan muslim seakan lenyap dari perannya. Sudah sejak lama ilmuwan
dianggap berperan penting dalam peradaban manusia. Temuannya selalu
diorientasikan untuk umat. Penelitiannya senantiasa dinanti-nantikan umat. Hari
ini, telah banyak dirasakan peranan tersebeut. Namun, dimana nama muslim disebutkan?
Bagaimana peran muslim di dalammya? Kemana perginya cendekiawan muslim
berperan. Islam merupakan salah satu dari tiga agama dengan penganut terbesar
di dunia. Sudah wajar dengan kuantitas yang banyak itu, ada yang menjadi
ilmuwan. Hal itu benar adanya, namun akan tabu jika ditanyakan tentang seberapa
besar peranannya.
Era
modern ini, kita telah disuguhkan bergam ilmu untuk menunjang peradaban. Ilmu
itu tentunya selalu dikembangkan oleh banyak sosok ilmuwan. Hal itu yang
menggiring saya memilih opsi menjadi seorang ilmuwan. Saya berharap dapat
berdedikasi nyata untuk peradaban. saya punya ambisi untuk itu. Jika anda
sekalian pernah menonton film bertemakan heroes dari Marvel Cinematik Universe.
Maka anda mungkin akan tau apa yang menginspirasi saya. Bagi saya tak masalah
dengan pembuatnya, baik muslim maupun nonmuslim. Karena islam sudah kukuh dan
sulit untuk digoyahkan. Islam juga mampu hidup berdampingan. Bahkan banyak
cerita tentang dialog muslim dengan nonmuslim yang menjadikan umat muslim
bertambah banyak.
Salah
satu karakter di MCU adalah blackphanter. Kehidupannya memukau, daerahnya
sangat maju. Mereka bahkan sanggup mengisolasi dirinya dan memberikan kesan
primitive. Meski sebenarnya peradabannya melebihi dunia luar. Bisa dilihat
sekilas, bahwa para ilmuwan disana berjasa besar untuk hal tersebut. Saya hanya
menekankan peranan ilmuwan dalam sebuah berdaban.
Selanjutnya,
bagaimana dengan kehidupan muslim? Pada beberapa negara islam terkenal akan
damainya negri tersebut. Raja Saudi terkenal akan kekayaannya, begitu pula
sultan brunei dengan beragam koleksinya. Islam terkenal dengan sejahteranya
hamper mirip negara maju lainnya. Namun, kesan sejahtera itu berbeda. Negara
maju sejahtera karena majunya teknologi dan banyaknya cendekiawan yang
mengembangkan pengetahuan. Sehingga tercipta fasilitas yang menyejahterakan
masyarakat. Berbeda dengan negara Saudi, yang memberikan banyak fasilitas
kepada masyarakat karena kekayaan belaka.
Melihat
fakta di atas, semakin sulit bagi kita menemukan ilmuwan muslim di era modern
ini. Umat dahulu berkata bahwa islam mundur karena terlalu focus dengan
spiritual dan terlalu mengesampingkan ilmu pengetahuan. Mirisnya, umat sekarang
seakan puas dengan fakta tersebut. Umat sekarang sudah merasa bangga dengan
masa lalu besar islam. Mereka membesar-besarkan kisah dynasti umayyah, abasiyah
sampai utsmaniyah. Mereka menggembar-gemborkan kebesaran islam dengan cerita
masa lalu. Namun, diam dan cukup untuk berjuang melampauinya.
Media
yang hadir untuk kita pun demikian. Ketika kita menggunakan mesin pencarian
google dengan kunci “Kontribusi ilmuwan muslim pada peradaban modern”. Maka
muncul sekian ribu hasil pencarian.
Dari sekian ribu hasil pencarian, apa yang jadi isi
kontennya? Jawabnya adalah cerita masa lalu. Akan muncul cerita ibnu sina, al,
Haytham, al- baithar dan kawan-kawannya. Hanya muncul profil mereka yang sudah
wafat lebih dulu. Sulit menjumpai nama ilmuwan muslim yang masih hidup dengan
prestasi yang besar untuk peradaban modern. Kita memang masih menjumpainya,
seperti Pak Habibie yang begitu besar jasanya. Seharusnya ini memberi kita
suatu semangat untuk mengikutinya.
Saya
sering berkhayal, bahkan sering dianggap berlebihan. Saya ingin menjadi muslim
yang memiliki jasa besar sebagai ilmuwan. Saya ingin menciptakan dan menemukan
temuan yang dapat bermanfaat bagi semua orang. Sehingga mereka akan melihat
saya dan tahu bahwa saya bagian dari islam. Kita sudah cukup mengenal banyak
ilmuwan muslim abad silam. Kita tau bagaimana orang barat bahkan memberikan
penghormatan pada mereka. Maka kita perlu meneladani mereka. Memang benar
sekarang ilmuwan muslim jarang terdengar namanya. Namun, kita harus berani
menerima fakta. Tidak akan cukup dengan mencekoki umat dengan materi paradigma
Qur’ani belaka. Tidak akan cukup dengan berkata bahwa segala hal modern ini,
sudah bias didapati di Al-Qur’an. Kenyataannya bukan kita yang mendapatinya
duluan memanglah sebuah kemunduran. Kenyataan ilmuwan nomuslim yang tidak
menerima petunjuk pengetahuan malah lebih mengetahui adalah kemunduran.
Kenyataan bahwa kita, muslim yang sudah diberi petunjuk untuk mengembangkan
pengetahuan malah tak punya rasa ingin tahu yang besar adalah kemunduran.
Segala kemunduran ini harus segera dihentikan dan tak cukup untuk dihentikan.
Kita harus berusaha maju sebagai islam.
Pemikiran pendahulu kita memang berjasa besar untuk
peradaban ini. Namun, kita tetap punya kewajiban untuk terus berkembang. Metode berpikir yang diramu oleh para pemikir
muslim seperti Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, Jabir ibn Hayyan dan lain-lain yang
dikemas dalam suatu cara pandang yang lebih elegan dengan cara membongkar
metode berpikir tekstualis dan doktrinal, yang selanjutnya menghadirkan cara
berpikir kontekstualis merupakan daya tarik tersendiri bagi metode berpikir
mereka yang mendapatkan tempat di hati para pemikir belakangan untuk mengikuti
pola pikirnya. Cara pandang yang ditawarkan telah mampu mengalihkan pola pikir
eksklusivisme menuju pola pikir inklusivisme yang dikemas secara rasional dan
eksperimental. Dengan cara pandang seperti ini, cara pandang dan metode
berpikir yang dikembangkan pada masa berikutnya sudah lebih rasional dan
sistematis ketimbang model pemikiran yang berkembang sebelumnya. Apa yang
dikembangkan oleh mereka berpengaruh sangat besar pada perkembangan sains
modern dan merupakan angin segar bagi perkembangan sains dan teknologi di era
kontemporer seperti sekarang ini. Banyak pemikir Barat yang mengadopsi pola
pikir mereka, sehingga tidak sedikit dari merek yang berkiblat pola
pemikirannya kepada para saintis muslim. Apa yang disuguhkan dan dipersembahkan
oleh para pemikir muslim telah mampu menyulap sains modern sebagaimana yang
berkembang di dunia sekarang ini, baik di Barat maupun di Timur(Jailani, 2018).
Fakta tersebut menginspirasi saya
untuk meneruskan diri menjadi ilmuwan. Saya bertekad belajar banyak
pengetahuan. Kemudian memadukannya dengan islam. Melalui fisika saya sdar
banyak hal. Ketetapan Allah selalu menyertai setiap peristiwa. Setiap peristiwa
selalu dapat dikaji ilmiah. Setiap peristiwa selalu bermakna. Setiap peristiwa
memiliki konsep yang sama dengan pengajaran islam.
Sekarang masih ada beberapa obat yang
terbuat dari bahan haram. Ilmuwan muslim akan berlomba-lomba menemukan obat
pengganti dari bahan halal. Kita tahu bahwa penelitian tentang angkasa dipimpin
oleh nonmuslim. Nantinya ilmuwan muslim akan meneruskan jejak al-battani dan
al-farghani untuk lebih mengenal angkasa raya. Banyak label berlomba-lomba memproduksi
kamera canggih, nantinya ilmuwan muslim berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dasar dari al-haytham. Sampai bisa menciptakan teknologi kamera
khayalan memperluas penglihatan manusia. Ilmuwan muslim akan melampaui
pendahulunya dari turki dan menciptakan robot yang begitu canggih untuk
membantu umat muslim memaknai kehidupan.
Ilmuwan muslim akan melampaui khayalan
Tesla untuk memanfaatkan petir sebagaimana dalam
al-Qur’an menyatakan “ Dia-Lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan dia mengadakan awan mendung.’’ ( ar-Ra’d : 12). Fakta al-Qur’an sumber inspirasi dan inovasi
akan dibuktikan para ilmuwan muslim. Kemudian sebagai ilmuwan akan dituntut
untuk mengajar pula. Maka aka nada ilmuwan muslim yang mendirikan Lembaga
pengajaran sains sedari dini. Akan ada laboratorium di masyarakat yang menjadi
cikal bakal ilmuwan muslim lainnya.
Ilmuwan muslim adalah sebab majunya
peradaban islam. Kebaikan yang didapat dari Allah SWT patut disyukuri oleh mereka.
Memang banyak hal yang dapat melibatkan ilmuwan. Banyak inovasi yang mulai
dijalankan. Tengok saja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang sedang digemari.
Ada pula pemanfaatan sel surya, bahkan penelitian gelombang untuk meneliti
keberadaan makhluk ghaib. Hal ini akan terus berlanjut. Maka kebaikan rahmat
Allah tersebut tidak cukup berhenti pada ilmuwan seorang. Kebaikan tersebut
harus mengalir ke penerusnya. Sehingga kelak sebagai ilmuwan akan hadir
ditengah masyarakat. Ilmuwan membaur hidup Bersama masyarakat. Agar ilmu yang
dimiliki dapat disampaikan dengan wajar. Benar,ilmu itu akan menjadi
pengetahuan wajar di masyarakat. Karenanya ilmuwan harus bias memsyarakatkan
ilmu. Agar kebaikan terus menjadi hal wajar dalam kehidupan.
Semua harus mulai sadar bahwa
Pendidikan adalah pilar penting dalam peradaban. Belajar selalu menjadi
kewajiban umat. Maka jelas Pendidikan yang baik akan berpengaruh besar dalam
peradaban umat. Untuk itu kita harus
meningkatkan Pendidikan umat. Sebelumnya kita harus memahami materi ajarnya.
Maka menjadi ilmuwan adalah pilihannya. Sehingga narasi memsyarakatkan sains
dapat terwujud untuk memajukan peradaban islam.
Menjadi ilmuwan muslim yang selalu dapat
merelasikan pengetahuan sains dengan islam. Menjadi da’i yang memberikan
ceramah dengan laporan penelitian. Menjadi pengajar yang menjelaskan persamaan
fisika dengan membaca al-Qur’an. Ada banyak hal yang bias dipelajari. Ilmuwan
adalah sosok yang terus menjalani tahap belajar. Seperti kewajiban setiap
muslim. Islam memberikan narasi “tholabul ilmi faridhotun minal muslimin wal
muslimat”. Maka sebagai ilmuwan saya akan sekaligus menjalankan kebaikan. Saya
ingin menemukan jalan kebaikan. Saya ingin menemukan bukti manusia adalah
khalifah dan banyak hal lagi sebagai ilmuwan.
Dewasa ini, memang sudah ada Lembaga
Pendidikan islami. Mulai dari jenjang sekolah dasar ada yang namanya SDIT dan
Madrasah Ibtidaiyah. Dilanjutkan jenjang SMP ada MTs, juga jenjang SMA ada
Madrasah Aliyah. Bahkan di jenjang perguruan tinggi ada yang namanya IAIAN,
UIN, UII dan Lembaga lainnya. Lembaga islam besar yang terkenal tentunya
Muhammadiyah dan NU. Di Lembaga Pendidikan ini diwajibkan untuk terus menuntut
ilmu aganma. Sesuai ajaran islam, hokum menimba ilmu adalah wajib. Fardhu ‘ain
untuk ilmu agama dan fardhu khifayah untuk ilmu lanjutan.
Tema Pendidikan mungkin terlihat tidak
sejalan dengan FMIPA. Namun, kesadaran ini muncul karena saya di FMIPA. Ada
banyak ilmu sains yang melibatkan agama. Nyatanya ada pula ilmu sains yang
dianggap menjauhkan agama.
Saya akan menjadi bagian dari
peradaban masa depan tersebut sebagai ilmuwan muslim. Mulai dari kemarin impian
itu telah ada. Maka sekarang ini adalah masa persiapannya. Saya akan menuntut
ilmu dengan mnyeimbangkannya dengan ilmu islam. Merintis lembaga pencetus
ilmuwan muslim masa depan. Tak hanya mengulang masa keemasan klasik islam.
Namun, turut menjadikannya lebih maju. Ada banyak hal yang saya pertimbangkan.
Mulai dari belajar bahasa asing untuk dapat memahami pengetahuan yang ada di
dunia ini. Berlanjut mencari rekan yang dapat memahami ambisi saya dalam
berkontribusi sebagai muslim. Berusaha mendapatkan kepercayaan dengan prestasi
dan lain hal. Semua itu adalah cara saya menjawab persoalan sekarang. Demi
peradaban islam yang lebih maju. Saya menjadikannya bagian rencana kehidupan.
Maka berkontribusi untuk memajukan peradaban islam adalah hal yang saya lakukan
untuk hidup. Lewat fisika yang juga dikenal mother of science ilmu.
Fisika saya percayai cabang ilmu yang paling berpengaruh di era sekarang ini.
Maka dengan menjadi mahasiswa fisika, saya akan menjadi ilmuwan yang berperan
aktif dalam memajukan peradaban.
Komentar
Posting Komentar