Eksperimen Tabung Sinar Katoda Thompson: Penemuan Elektron

 

Percobaan Tabung Sinar Katoda J.J Thompson


Penemuan Elektron

 



 

Oleh :

FiFah

 







PENDAHULUAN

Sinar katoda adalah aliran elektron yang dikirim oleh katoda di dalam wadah tertutup dimana udara telah dihapus atau yang berisi gas tertentu (dictionary.cambridge.org). Sinar katoda dihasilkan dengan memberikan tegangan tinggi pada katoda. Arah pergerakannya adalah dari katoda ke anoda.

Sinar katoda sekarang dikenal sebagai berkas elektron yang dipancarkan dari katoda yang dipanaskan di dalam tabung vakum dan dipercepat oleh perbedaan potensial antara katoda dan anoda. Layar ditutupi dengan lapisan berpendar (biasanya logam transisi seperti fluorosen), yang memancarkan cahaya tampak saat dieksitasi oleh elektron berenergi tinggi. Sinar dibelokkan oleh medan magnet atau listrik untuk memindahkan titik terang ke posisi yang ditentukan di layar.

Tabung sinar katoda  ditemukan oleh fisikawan Jerman Karl Ferdinand Braun pada tahun 1897, Tabung sinar katoda adalah wadah kaca yang berisi pistol elektron (sumber elektron) dan layar fluorosen. Biasanya dengan sarana internal atau eksternal untuk mempercepat dan membelokkan elektron. . Ketika elektron menabrak layar fluorosen, cahaya dipancarkan. Berkas elektron dibelokkan dan dimodulasi dengan cara yang menyebabkannya menampilkan gambar di layar (newworldencyclopedia.org).

Fig.1. Braun tube (source: crsite.com)

Penemuan tersebut dikembangkan oleh ilmuwan Inggris bernama William Crookes tahun 1878. Beliau memodifikasi dengan menampilkan sinar katoda pada Tabung crookes. Penemuan tersebut berperan sebagai prototipe mentah untuk semua tabung sinar katoda masa depan.

 

 

 

 

PEMBAHASAN

Mengapa JJ Thompson menemukan elektron?

JJ.Thompson lekat dengan penemuan elektron tahun 1897, Menurut kutipan otobiografinya, penemuan elektron dimulai dengan upaya untuk menjelaskan ketidaksesuaian antara perilaku gaya magnet dan gaya listrik sinar katoda. Sinar katoda atau sinar dalam tabung vakum yang berasal dari elektroda negatif dapat dengan mudah disimpangkan dengan magnet. William Crookes, pada tahun 1879 beranggapan bahwa sinar katoda terbentuk dari partikel bermuatan berdasarkan hasil percobaannya.

Fig.2a. Crookes tube affect by magnet. (sumber:thereaderwiki.com)

Hal ini ditemukannya pada eksperimentnya menggunakan tabung crookes yang dapat dilihat pada Figure.2.

            Fig.2b. Tabung Crookes dengan plat               

Fig.2c. Tabung Crookes dengan kincir

Pada Figure.2a dapat dilihat bahwa sinar katoda bergerak menyimpang ke atas karena terpengaruh medan magnetic yang diberikan. Pada Figure.2b dapat dilihat bahwa sinar katoda bergerak lurus dari katoda ke anoda. Sedangkan pada figure.2c, William crookes melakukan percobaan dengan menambahkan kincir pada tabung. Hasil yang diperoleh adalah sinar katoda mampu menggerakkan kincir tersebut. Sehingga semakin memperkuat kesimpulan Crookes bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan.

Hal tersebut memberikan asumsi bahwa sinar katoda juga dapat disimpangkan dengan medan listrik. Sebab seperti yang diketahui bahwa listrik dan magnet adalah dua fenomena terkait yang dihasilkan oleh gaya elektromagnetik. Muatan listrik yang bergerak menghasilkan medan magnet. Medan magnet menginduksi pergerakan muatan listrik, menghasilkan arus listrik. Namun, lima tahun kemudian seorang ilmuwan muda Jerman bernama Heinrich Hertz menemukan bahwa dia tidak dapat menggerakkan balok dengan pelat sejajar atau dengan medan listrik. Hertz menyimpulkan bahwa Crookes salah, karena jika sinar katoda adalah partikel bermuatan, maka seharusnya sinar katoda menyimpang mendekati plat positif dan menjauhi plat negative. Kemudian Hertz menyimpulkan bahwa sinar katoda adalah semacam gelombang elektromagnetik baru seperti jenis baru sinar ultraviolet lebih lanjut pada tahun 1892. Hertz secara tidak sengaja menemukan bahwa sinar katoda dapat menembus potongan logam tipis yang menjadi bukti lebih lanjut bahwa Crookes salah.




Fig.3. Silinder Faraday

Kemudian pada bulan Desember 1895 seorang fisikawan Perancis bernama Jean Perrin menggunakan magnet untuk mengarahkan sinar katoda masuk dan keluar dari elektroskop yang disebut silinder Faraday dan diukur muatannya. Perrin menuliskan, silinder Faraday menjadi bermuatan negatif ketika sinar katoda memasukinya dan hanya ketika mereka memasukinya sinar katoda dengan demikian bermuatan listrik negatif.

Kita dapat melihat bahwa fakta-fakta tersebut masih membingungkan. Herzt jelas menentang Crookes. Namun Perrin berhasil menguatkan bahwa sinar katoda bersifat muatan negative. Hal ini yang mendasari JJ.Thompson dalam perjalan menemukan electron. Yakni dengan adanya perdebatan tentang bagaimana cara kerja sinar katoda. JJ.Thompson beranggapan bahwa ada sesuatu yang keliru dalam eksperimen Herzt. Sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda.

Mari kita perjelas, tabung sinar katoda berfungsi baik jika ada sedikit udara di dalam tabung atau maksimalnya dalam keadaan vakum. Sebab adanya udara berpengaruh ketika terjadi gesekan sinar katoda dengan udara. Hal ini juga berkaitan dengan  udara yang terionisasi di medan listrik yang tinggi dan menjadi konduktif. Udara konduktif kemudian bertindak seperti sangkar Faraday melindungi ruang dari medan listrik. Untuk membantu memahami sangkar Faraday bekerja dapat dilihat pada Figure.4.

Fig.4. Faraday cage (sumber: interestingengineering.com)

Pada Figure.4 dapat dilihat bahwa sangkar faraday dapat menangkal medan listrik yang diarahkan.

Selanjutnya JJ.Thompson berpikir bahwa dia bisa mendapatkan sinar yang lebih kuat dengan menembakkannya melalui anoda positif dengan lubang di tengahnya. Dengan sistem ini dia bisa mengevakuasi tabung ke tingkat yang jauh lebih tinggi. Apabila vakumnya cukup baik, maka seharusnya sinar katoda juga dapat digerakkan dengan medan listrik, yakni menjauhi plat negative.

Fig.4. Thompson tube, tabung sinar katoda dengan lubang di anoda (sumber: staffnew.uny.ac.id)

Berdasarkan temuan Herzt sebelumnya, bahwa sinar katoda dapat menembus plat tipis, Thopson beranggapan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena sinar katoda bergerak dengan sangat cepat. Lalu bagaimana cara menunjukkan bahwa sinar katoda dapat dipengaruhi medan magnet dan medan listrik?

 

 

 

Percobaan Sinar Katoda Thompson

JJ. Thompson memanfaatkan fakta bahwa sinar katoda dapat disimpangkan dengan medan magnet dan medan listrik. Beliau menerapkan medan magnet dan medan listrik yang saling tegak lurus terhadap sinar katoda.Sebagai catatan, bahwa arah medan listrik dari positif ke negative dan arah medan magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Maka dirancang tabung sinar katoda Thompson seperti pada Figure.5. dengan skema arah medan magnet dan medan listrik pada Figure.6.

Fig.5. tabung sinar katoda Thompson (sumber: khanacademy.org)


Fig.6. tabung sinar katoda Thompson dengan arah medan magnet dan medan listrik.

Pada percobaannya, mula-mula Thompson memberikan medan magnet pada sinar katoda. Sehingga disimpangkan ke atas. Seperti terlihat pada Fig.7

Fig.7. langkah pertama percobaan sinar katoda Thompson

Kedua, Thompson memberikan tegangan pada plat positif-negatif. Sehingga sinar katoda kini dipengaruhi juga dengan medan listrik. Pemberian tegangan tersebut dilakukan sampai sinar katoda kembali ke titik semula sebelum disimpangkan. Dengan kata lain, sinar katoda bergerak lurus. Seperti pada Figure.8.

Fig.8. Langkah kedua percobaan sinar katoda Thompson

Pada tahap ini mengindikasikan bahwa gaya yang berpengaruh seimbang atau sama besar. Gaya yang bekerja karena adanya medan magnet, bergantung pada muatan partikel. Sementara gaya yang bekerja karena medan listrik juga dipengaruhi muatan partikel. Karena gaya-gaya ini seimbang, maka dapat ditentukan kecepatan partikelnya dari rasio dua bidang akibat medan tersebut.

Fig.9. Kaidah tangan kanan lorenzt (sumber: belajar1.decorhomebestthe.me)

Langkah ketiga, Thompson menghilangkan medan magnet, sehingga sekarang sinar katoda terproyeksikan menyimpang ke bawah oleh medan listrik. Hal ini berlaku sesuai kaidah tagan kanan. Dimana dalam percobaan ini, arah arus listrik bergerak ke bawah. Sehingga arah sinar katoda juga ke bawah. Seperti pada Figure.10.

Fig.10. langkah ketiga percobaan sinar katoda Thompson

Berdasarkan percobaan tersebut, Thompson mampu menemukan rasio antara m/e seperti yang dituliskan dalam papernya.

1.       Analisis simpangan karena medan magnet

Fig.11. Penyimpangan akibat medan magnet

           

Persamaan yang diperoleh adalah :

2.       Analisis simpangan akibat medan listrik


Fig.12. simpangan akibat medan listrik

 

Persamaan yang diperoleh adalah :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dn medan magnet. Pembelokan memungkinkan pengukuran jari-jari kelengkungan secara tepat sehingga perbandingan nilai muatan elektron dan massanya dapat ditentukan sebesar 1.76 x 10^11 c/kg. (Elyakim et al, 2015)


Hasil yang Thompson peroleh adalah constant dengan perubahan zat apapun yang digunakan dalam percobaan maupun pengisian tabung dengan jenis gas apapun, nilai e/m konstan.

Thompson menyimpulkan bahwa segala sesuatu dipenuhi dengan hal-hal kecil kecil yang dia sebut corpsicle, tapi sekarang kita sebut elektron dan corpsicle x' dari satu atom persis sama dengan corpsicle x' di atom lain. Hasil lainnya yang dia temukan adalah nilai e di atas m sangat besar sekitar 1.700 kali lebih besar dari itu untuk atom hidrogen bermuatan yang memiliki nilai e lebih besar dari m untuk apa pun yang mereka temukan sebelumnya yang berarti bahwa tubuh x' ini bermuatan sangat tinggi atau sangat kecil.

Thopmson Conclusion :

1.       Elektron ada dimanapun dan 1000 kali lebih kecil dari atom.

2.      Bagian positif kehilangan electron, dan bagian negative kelebihan electron.

3.      Arus adalah aliran electron dari negative ke positif.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, Makalah Thompson tahun 1897 diakhiri dengan dugaan tentang struktur atom dan hubungan antara sel-sel subatomik dan tabel periodik. Selama dekade berikutnya Thomson berusaha mengembangkan model "puding plum" atom di mana sel-sel bermuatan negatif berada dalam keadaan diam dalam konfigurasi kesetimbangan statis dalam matriks bermuatan positif (George E,1997). Puding plum atom sebenarnya masuk dalam konklusi JJ.Thompson ke-4. Namun dihapuskan ketika muncul teori bentuk atom yang lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

J.J. Thompson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa electron (e/m) sebesar 1.76 x 10^11 c/kg. Thompson juga berhasil menemukan bahwa electron adalah bagian dari atom yang nilai dan besarnya sama pada semua jenis atom. Sehingga temuannya berpengaruh besar pada perkembangan materi subatomic dan perkembangan teori atom.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Elyakim N.S, Patty, Waluyo E, Jacobus L, 2015. Pengkuran e/m electron Menggunakan Tabung Televisi (TV) dan Kumparam Helmholtz. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. Vol.(1). No.1 hal:148-165

 https://www.youtube.com/watch?v=n3c77C-69wg diakses Rabu, 16 Maret 2022

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/cathode-ray diakses Rabu, 16 Maret 2022

 

George E,S. 1997. J.J.Thompson and The Electron: 1897-1899 An Introduction. Journal.springer-ny.com. Vol (2) No.6 hal: 3

 

https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Cathode_ray_tube diakses Rabu, 16 Maret 2022.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar